Subaru adalah nama Jepang untuk gugus bintang di
Pleiades di
rasi bintang Taurus. Enam bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang di Pleiades dijadikan logo Subaru yang melambangkan enam perusahaan yang merger membentuk Fuji Heavy Industries. Logo enam bintang yang sekarang dipakai sebagai
identitas perusahaan Fuji Heavy Industries pertama kali dipakai pada mobil
Subaru 360 produksi tahun
1958. Pencipta logo Subaru adalah
desainer industri Tatsuzō Sasaki yang juga bertanggung jawab atas desain dasar Subaru 360. Logo setelah itu sempat diperbaiki beberapa kali. Walaupun posisi bintang pada logo sudah tidak lagi mengikuti susunan bintang yang sebenarnya dalam Pleiades, logo Subaru tetap menggunakan 6 buah bintang (1 besar dan 5 kecil).
Mobil Subaru bermesin 1500 cc atau lebih menggunakan
mesin boxer yang memiliki pusat gravitasi lebih rendah.
[1] Subaru adalah satu-satunya merek mobil yang menggunakan sistem
symmetrical All-Wheel Drive untuk semua jajaran produknya.
[1] yang memberikan traksi lebih baik sehingga lebih aman dikendarai pada dalam segala kondisi jalan, basah, licin, berlumpur, dan tikungan tajam. Mobil Subaru
berpenggerak roda depan seperti
R1 dan
R2 city car, serta
Impreza model dasar memakai
transmisi otomatis yang hemat bahan bakar, lincah, dan sesuai untuk penggunaan di dalam kota.
Sejarah
[sunting]Dari pesawat terbang hingga membuat mobil
Setelah mengundurkan diri dari ketentaraan, Kapten
Angkatan Laut Chikuhei Nakajima mendirikan Aircraft Research Laboratory di
Ōta,
Prefektur Gunma pada tahun
1917. Nakajima yang waktu itu berusia 33 tahun bercita-cita memproduksi pesawat terbang sipil.
[3] Perusahaan ini mulanya hanya terdiri dari 9 orang. Namun pada 1918, mereka berhasil membuat pesawat pertama, sebuah Nakajima Tipe 1 dengan mesin buatan Amerika Serikat yang jatuh setelah lepas landas. Pesawat Tipe 1 nomor dua juga jatuh. Pesawat ketiga berhasil lepas landas dengan selamat, namun jatuh pada saat mendarat. Pada waktu itu, perusahaan ini dijadikan bahan ejekan oleh penduduk setempat, "Uang kertas terlalu banyak, harga beras naik, semuanya naik, yang tidak bisa [terbang] naik cuma pesawat Nakajima."
[4] Nakajima Tipe 4 akhirnya selesai pada tahun
1919, dan berhasil terbang melintas di atas Kota
Ojima, Prefektur Gunma.
[4]Pada
1919, pemerintah mengadakan lomba kecepatan terbang
pesawat pos antara
Tokyo dan
Osaka. Nakajima Tipe 4 menyelesaikan perlombaan dalam waktu 3 jam 18 menit, dan berhasil mengalahkan pesawat-pesawat buatan luar negeri. Perlombaan ini berhadiah uang 9.500 yen, dan merupakan kesempatan bagi Nakajima untuk mendemonstrasikan keunggulan teknologi mereka di hadapan publik.
[4]Pihak militer Jepang melihat kemajuan drastis dalam teknologi pesawat terbang selama
Perang Dunia I di
Eropa.
[4] Sebuah tim ahli didatangkan ke Jepang dari
Perancis, dan Jepang mulai secara serius mempelajari kemungkinan produksi badan pesawat dan mesin pesawat secara lisensi.
[4] Nakajima mengirim Kimikei Nakajima ke Perancis untuk mempelajari teknologi pesawat terbang. Pada tahun 1922, Nakajima Tipe B-6 selesai, dan merupakan pesawat yang semuanya dibuat dari logam. Modelnya ditiru dari pesawat pengebom bersayap ganda
Breguet 14 buatan Perancis.
[4]Pada tahun
1931, Aircraft Research Laboratory diubah menjadi
perseroan terbatas dengan nama
Nakajima Aircraft Company. Pabrik baru seluas kira-kira 75.000 m² dibangun juga di kota Ōta, Prefektur Gunma.
[3] Pembangunan selesai pada tahun 1931, dan diberi nama Pabrik Baru Ota, sementara pabrik lama disebut Pabrik Donryu.
[3] Nakajima Aircraft siap memproduksi pesawat sipil dan militer secara besar-besaran.
[3]Pada tahun
1938, Nakajima Aircraft terpilih sebagai pabrik yang dikelola oleh militer, dan kantor pusat dipindahkan ke
Tokyo. Di berbagai daerah di Jepang, Nakajima Aircraft terus menambah fasilitas riset, lapangan terbang, dan pabrik pesawat. Selama perang, Nakajima memproduksi berbagai jenis pesawat militer, di antaranya
pesawat tempur Nakajima Ki-27,
Nakajima Ki-34,
Nakajima Ki-43 Hayabusa,
Nakajima Ki-44 Shōki ,
pesawat pengebomNakajima Ki-49 Donryu,
pesawat tempur malam Nakajima J1N Gekkou,
pesawat pengebom torpedo Nakajima B6N Tenzan, dan pesawat tempur
Nakajima Ki-84 Hayate.
[3] Prototipe pesawat jet pertama Jepang, Nakajima Kikka bahkan sempat diterbangkan pada tahun 1945, sebelum
Perang Dunia II berakhir.
[3]Nakajima pernah tercatat sebagai pembuat pesawat utama di Jepang. Termasuk korps sukarelawan wanita, Nakajima pernah mempekerjakan lebih dari 250.000 pegawai.
[5] Sebelum Perang Dunia II, Nakajima bahkan pernah memegang lisensi untuk memproduksi pesawat
Fokker dan
Douglas DC-2.
[6][7]Seusai Perang Dunia II, Jepang dilarang memproduksi segala jenis persenjataan sehingga Nakajima Aircraft ditutup. Masih pada tahun 1945, perusahaan dihidupkan kembali sebagai Fuji Sangyo Co, Ltd. dengan akta pendirian sebagai perusahaan industri barang-barang keperluan damai.
[3] Dari peralatan dan
suku cadang peninggalan bekas perang, Fuji Sangyo berusaha menciptakan alat transportasi murah untuk keperluan warga sipil. Produksi pertama mereka adalah
skuter pertama buatan Jepang bermerek
Fuji Rabbit model S-1 pada Juni 1946.
[3] Mesin yang dipakai berkapasitas 135 cc dengan roda depan berasal dari roda belakang pesawat pengebom
Nakajima Ginga.
[3] Skuter Fuji Rabbit dibuat setelah mempelajari skuter merek
Powell yang dipakai tentara lintas udara Amerika Serikat.
[8]Pada tahun 1950, Fuji Sangyo diizinkan untuk merencanakan pendirian perusahaan baru berdasarkan Undang-Undang Perbaikan dan Pembangunan Kembali (
Kigyo Saiken Seibi-hō). Perusahaan lalu dipecah menjadi 12 perusahaan yang lebih kecil.
[3] Pada tahun 1953,
Fuji Heavy Industries didirikan, dan produksi pesawat terbang dimulai kembali.
[3] Setelah Fuji Heavy Industries didirikan, 5 perusahaan penanam modal yang terdiri dari Fuji Kogyo, Fuji Jidosha, Omiya Fuji Kogyo, Utsunomiya Sharyo, dan Tokyo Fuji Sangyo, mulai berusaha melakukan merger dengan Fuji Heavy Industries.
[3] Persetujuan merger keenam perusahaan disetujui pada tahun 1954, dan proses merger selesai pada tahun 1955.
[3]Kenji Kita,
CEO Fuji Heavy Industries yang pertama, menginginkan sebuah perusahaan otomotif, dan segera dimulai perencanaan membuat mobil dengan nama sandi P-1. Dari prototipe hingga selesainya mobil eksperimen P-1 hanya memakan waktu 1 tahun 4 bulan.
[9] Seluruhnya ada 4 unit P-1 (satu di antaranya untuk tes bodi) yang selesai pada bulan Februari 1954. Pada bulan Maret tahun 1955, P-1 yang sudah dilengkapi mesin tipe L4-1, 4 silinder
OHV 1485 cc selesai dibuat, dan tes jalan yang terakhir dilakukan pada 31 Maret 1955.
[9]Pada waktu itu, P-1 adalah mobil Jepang pertama yang memakai bodi
monokok, dan sekaligus mobil sedan teknologi tinggi.
[10] P-1 dirancang sebagai mobil sedan berukuran kecil yang dapat memuat penumpang hingga 6 orang.
[10] Seluruhnya ada 20 unit mobil eksperimen P-1 yang diproduksi, 11 unit di antaranya memakai mesin tipe FG4A, sementara 9 unit sisanya memakai mesin tipe L4-1.
[9] Dari 20 unit P-1, 14 di antaranya dipakai sebagai mobil perusahaan di Fuji Heavy Industries sambil terus dilakukan tes.
[9] Enam unit dijual dengan khusus untuk dijadikan taksi antara lain di kota
Ōta,
Isesaki, dan
Honjō. Kira-kira 1 tahun, P-1 menjalani tes sambil dipakai mencari uang.
[9]CEO Kenji Kita mengadakan sayembara memberi nama untuk mobil P-1 di kalangan karyawannya. Di antara usulan yang diberikan karyawannya terdapat nama-nama seperti "Bando Taro", "Panther", "Phoenix", namun tidak satu pun nama yang mengena di hati.
[11] Pada akhirnya, CEO Kenji Kita menamakannya "Subaru", sebuah nama gugus bintang yang telah menjadi favoritnya sejak masa kecil.
[11] Setelah selesai, P-1 dijadikan produk mobil Subaru yang pertama dengan nama
Subaru 1500.
[sunting]Motorisasi Jepang
Pada awal paruh kedua dekade
1950-an, memiliki mobil sendiri masih merupakan impian bagi sebagian besar rakyat Jepang.
Kementerian Perdagangan dan Industri Jepangmengumumkan rencana pembuatan mobil rakyat yang sekaligus merupakan tantangan bagi industri otomotif Jepang untuk membuat mobil rakyat yang dijual dengan harga tidak mahal. Pada
3 Maret 1958, Fuji Heavy Industries mengumumkan produk berupa mobil
Subaru 360 bermesin 356 cc yang mendekati standar mobil rakyat. Subaru 360 adalah mobil dua pintu yang sekaligus mobil pertama yang tergolong
mobil kei. Mobil berkapasitas 4 orang ini adalah mobil kei pertama yang memakai
mesin belakang penggerak roda belakang. Setelah adanya Subaru 360, mobil pribadi sudah menjadi barang terjangkau bagi kebanyakan orang Jepang.
[12] Kapasitas mesin Subaru 360 ditingkatkan menjadi 423 cc, dan dipasarkan sebagai Subaru 450 mulai 14 Oktober 1960. Versi wagon dua pintu mulai dipasarkan pada Agustus 1963 sebagai Subaru 360 Custom, dan hanya disebut Subaru Custom sejak September 1967. Versi Subaru 360 karburator ganda dipasarkan pada November 1968 dengan nama Subaru Young SS.
[13]Sedan empat pintu
Subaru 1000 pertama kali diperkenalkan pada tahun
1966. Subaru 1000 adalah mobil Subaru pertama yang menggunakan teknologi
mesin flat dengan tata letak
mesin depan penggerak roda depan yang masih populer hingga kini bersama-sama dengan sistem
penggerak 4 roda. Suku cadang penting bagi mobil bermesin depan penggerak roda depan berupa
double offset joint (salah satu jenis
CV joint) dikembangkan bersama
Toyo Bearing (NTN) untuk dipakai pada Subaru 1000. Mobil-mobil kecil di seluruh dunia yang memakai mesin depan penggerak roda juga ikut menggunakan
double offset joint sejak tahun 1970-an.
Dari tahun 1958 hingga 2008, memproduksi berbagai jenis mobil, termasuk P-1 (1954),
360 (1958),
Sambar (1961),
1000 (1966),
R-2 (1969),
[12] Rex (1972) dan
Leone (1971),
BRAT(1978),
[14] Alcyone (1985),
Legacy (1989),
Impreza (1993),
Forester (1997),
Tribeca (2005), dan
Exiga (2008).
[sunting]Olahraga otomotif
Dalam seri reli dunia
World Rally Championship antara tahun
1980 dan
1989,
Subaru Rally Team Japan dipimpin oleh Noriyuki Koseki (pendiri
Subaru Tecnica International STI). Mobil yang dipakai adalah
Subaru Leone coupé, sedan DL,
RX (SRX), dan
RX Turbo. Pengemudi dari tim Subaru di antaranya
Ari Vatanen,
Per Eklund,
Shekhar Mehta,
Mike Kirkland,
Possum Bourne, dan
Harald Demut. Dalam
Safari Rally 1986, Mike Kirkland menduduki urutan ke-6 dan tampil sebagai pemenang Grup A. Pada tahun itu hanya satu-satunya pabrikan yang memadukan 4WD dan mesin turbo. Tim Subaru bersama Prodrive dibentuk pada tahun 1989. Subaru mengganti tipe mobil yang dipakainya menjadi
Legacy RS untuk musim reli 1990 dengan pengemudi asal Finlandia
Markku Alén.
[15] Alen bertahan dengan tim Subaru hingga musim reli WRC 1991. Kesuksesan yang pernah diraih Alen di antaranya posisi ke-4 dalam
Rally Finland 1990 (1000 Lakes Rally), dan tempat ke-3 dan ke-4 pada tahun 1991.
[15] Pada musim reli WRC 1992, Subaru hanya mengikuti 7 dari 14 ajang WRC. Pengemudi yang diturunkan pada tahun 1992 adalah
Ari Vatanen bersama navigator Bruno Berglund, serta
Colin McRae bersama navigator
Derek Ringer.
[16] Keduanya berhasil masuk finis di tempat kedua.
[16]World Rally Championship tahun
1993 sekaligus merupakan reli terakhir dengan Legacy RS.
Subaru Impreza telah mulai dipasarkan pada tahun 1992. Direktur operasi tim Subaru, David Lapworth dan insinyur-insinyur
Prodrive telah mengetahui layout
chasis dan desain Impreza cocok untuk mobil reli tim Subaru yang baru. Impreza mulai dipakai pada World Rally Championship 1994 dengan pengemudi
Carlos Sainz,
Colin McRae, dan
Possum Bourne, dan berhasil menang enam kali.
[17]Walaupun hanya untuk waktu singkat, Subaru pernah ikut serta dalam musim balapan
Formula Satu tahun 1990 setelah dibelinya saham
tim Coloni dari Italia oleh Subaru. Mesin 12 silinder Coloni 3B yang sebelumnya dirancang oleh perusahaan Italia
Motori Moderni memiliki kesamaan dengan mesin boxer Subaru, dan diberi label sebagai mesin Subaru. Mobil F1 Subaru terlalu berat dan mesin kurang bertenaga sehingga kerja sama Subaru dengan Coloni bubar sebelum musim balapan berakhir.
[18]Setelah mengikuti World Rally Championships selama 19 tahun, dan memenangi enam gelar juara, Subaru pada 16 Desember 2008 mengumumkan tidak akan mengikuti World Rally Championships 2009. Krisis ekonomi global dinyatakan sebagai alasan pengunduran diri Subaru dari WRC.
[19][20][sunting]Subaru di Indonesia
Subaru sudah dipasarkan di
Indonesia sejak awal tahun 1970-an dengan model
Subaru Leone sedan 1400 DL, Coupe 1600 GSR, mobil kecil atau city car
Subaru Rex, serta
pick-up mini dengan mesin 550 cc.
Dalam
Rally of Indonesia tahun
1995, Subaru berpartisipasi dengan model
Subaru Impreza WRX 555 dan tampil sebagai juara umum dengan pereli asal
Skotlandia, Colin McRae. Beberapa pereli lain dari dalam dan luar negeri juga menggunakan Impreza dalam kejuaraan tahun 1995-1997.
Subaru kembali dipasarkan di Indonesia oleh
General Motors antara tahun 2001 dan 2004, dengan model
Subaru Impreza 2.0 WRX dan
Subaru Forester. Setelah itu, Subaru resmi dipasarkan oleh
Motor Image anak perusahaan
Tan Chong International Limited, sebuah kelompok perusahaan yang diperdagangkan di
Bursa Saham Hong Kong. Motor Image sukses menjual Subaru di
Singapura, dan kini telah memiliki kantor cabang di
Republik Rakyat Cina,
Indonesia,
Malaysia,
Filipina,
Taiwan,
Thailand,
Kamboja, dan
Vietnam.
[21] Selain Impreza dan Forester, mobil Subaru yang tersedia di Indonesia adalah
R1 dan
R2 city car,
Subaru Outback station wagon kelas atas untuk segala medan, dan produk terbarunya yaitu
Subaru Exiga MPV berkapasitas 7 tempat duduk.
| Model | Tahun pertama
dipasarkan | Tipe sekarang | Catatan |
| Diumumkan | Perubahan minor |
| Sedan |
| Legacy B4 | 1998 | 20 Mei 2009 (generasi ke-3) | - | Sedan Subaru Legacy pertama kali dipasarkan pada tahun 1989 |
| Impreza Anesis | 2008 | 8 Oktober 2008 | - | Sedan Impreza WRX pertama kali dipasarkan pada tahun 1992 |
| Station wagon |
| Legacy Touring Wagon | 1989 | 20 Mei 2009 (generasi ke-5) | - | |
| SUV |
| Forester | 1997 | 25 Desember 2007 (generasi ke-3) | - | |
| Legacy Outback | 2003 | 20 Mei 2009 (generasi ke-2) | - | Disebut Legacy Grand Wagon di Jepang, pertama kali dipasarkan pada tahun 1995. Pada tahun 1997 bernama Legacy Lancaster. Outback sedan 4 pintu belum dipasarkan di Jepang. |
| Tribeca | 2006 | | - | Tidak dipasarkan di Jepang. |
| Serbaguna (MPV) |
| Exiga | 2008 | 17 Juni 2008 | - | |
| Hatchback |
| Impreza | 1992 | 4 Juni 2007 (generasi ke-3) | - | Impreza 2.5 L belum dipasarkan di Jepang |
| Dex | 2008 | 13 November 2008 | - | Diproduksi oleh Daihatsu sebagai Daihatsu Coo (Daihatsu Materia) |
| Mobil kei/minibus |
| Stella | 2006 | 14 Juni 2006 | - | |
| Sambar | 1961 | 28 Januari 1999 (generasi ke-6) | 3 September 2009 | - |
| Lucra | 2010 | 21 April 2010 | - | Diproduksi oleh Daihatsu sebagai Daihatsu Tanto Exe |
| Pleo | 1998 | 20 April 2010 (generasi ke-2) | - | Generasi ke-2 diproduksi oleh Daihatsu sebagai Daihatsu Mira |
| Dias Wagon | 2009 | 3 September 2009 | - | Perkembangan dari Sambar Dias Wagon. Diproduksi Daihatsu sebagai Daihatsu Atrai |